Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Virus Nipah, Penyebab dan Cara Pencegahannya

Virus Nipah (NiV) adalah patogen yang ditularkan melalui kelelawar. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi 20 tahun lalu di Malaysia dan sejak itu menyebabkan wabah di wilayah lain di Asia Selatan dan Tenggara. Virus ini menyebabkan penyakit neurologis dan pernapasan parah yang sangat mematikan. Penyakit ini sangat menular dan menyebar di masyarakat melalui hewan yang terinfeksi atau orang lain yang terinfeksi1.

NiV merupakan patogen tingkat keamanan hayati 4 (biosafety-level-4 pathogen) yang sebagian besar disebarkan oleh spesies Pteropus, yang merupakan inang reservoir alaminya. NiV adalah salah satu tantangan kesehatan masyarakat utama di Asia Selatan dan Tenggara. Namun, hanya sedikit penelitian molekuler yang telah dilakukan untuk mengkarakterisasi NiV di wilayah tertentu2.


Penyebab:

Virus Nipah ditularkan dari hewan ke manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi, seperti air liur, urine, dan tinja. Virus ini juga dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Gejala:

Gejala virus Nipah dapat bervariasi dari orang ke orang, tetapi umumnya meliputi demam, sakit kepala, muntah, dan diare. Dalam kasus yang parah, virus Nipah dapat menyebabkan ensefalitis, yaitu peradangan otak. Infeksi pada manusia berkisar dari infeksi tanpa gejala menjadi ensefalitis yang fatal. Orang yang terinfeksi pada awalnya berkembang gejala seperti influenza berupa demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah dan sakit tenggorokan. Ini mungkin diikuti dengan pusing, mengantuk, perubahan kesadaran, dan tanda-tanda neurologis yang mengindikasikan ensefalitis akut. Beberapa orang mungkin juga mengalami pneumonia atipikal dan masalah pernafasan yang parah, termasuk gangguan pernafasan akut. Ensefalitis dan kejang terjadi di kasus yang parah, dan pasien dapat mengalami koma dalam waktu singkat 24 jam hingga 48 jam.Virus Nipah mempunyai periode inkubasi antara 4 hingga 30 hari, namun sebagian besar kasus mempunyai periode inkubasi selama 5-18 hari4

Cara pencegahan:

Ada beberapa cara untuk mencegah penularan virus Nipah, antara lain:


 Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air.

 Hindari kontak dengan hewan liar, terutama kelelawar buah.

 Hindari konsumsi buah-buahan yang belum dicuci dengan bersih.

 Mencuci buah-buahan dengan air yang mengalir sebelum dikonsumsi.

Kesimpulan:

Virus Nipah adalah penyakit yang serius dan dapat menyebabkan kematian. Penting untuk mengetahui cara pencegahan virus Nipah untuk melindungi diri dan orang lain.

Informasi tentang vaksin:

Saat ini, belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah virus Nipah. Namun, penelitian sedang dilakukan untuk mengembangkan vaksin yang efektif. Benjamin (2016) menyebutkan bahwa belum ada terapi atau vaksin yang disetujui untuk digunakan pada manusia terhadap NiV5


Informasi tentang pengobatan:

Saat ini, belum ada pengobatan yang spesifik untuk virus Nipah. Pengobatan yang tersedia hanya untuk mengobati gejala.

Informasi tentang wabah virus Nipah di Indonesia:

Penelitian yang dilakukan oleh Morcatty, dkk (2022) yang berjudul "Risk of Viral Infectious Diseases from Live Bats, Primates, Rodents and Carnivores for Sale in Indonesian Wildlife Markets" menunjukan bahwa ada risiko penularan virus dari hewan liar yang dijual dipasar kepada manusia3. Berikut merupakan Diagram Sankey terkait jenis hewan yang dijual dipasar dengan virus yang ditularkan.

Diagram jaringan Sankey yang menggambarkan 14 pasar satwa liar yang disurvei (ungu), taksa mamalia (merah muda = kelelawar, oranye = primata, biru tua = karnivora, kuning = hewan pengerat), dan virus (biru) yang berpotensi ditampung dan dibagikan oleh hewan-hewan ini dengan terjadi secara bersamaan di pasar yang sama. (Sumber: Morcatty, dkk)



Referensi

  1. Aditi, & Shariff, M. (2019). Nipah virus infection: A review. Epidemiology and infection, 147, e95. https://doi.org/10.1017/S0950268819000086
  2. Joshi, J., Shah, Y., Pandey, K., Ojha, R. P., Joshi, C. R., Bhatt, L. R., Dumre, S. P., Acharya, P. R., Joshi, H. R., Rimal, S., Shahi, R., Pokharel, D., Khadka, K. S., Dahal, B., Nepal, S., Dhami, R. S., Pant, K. P., Basnet, R., & Pandey, B. D. (2023). Possible high risk of transmission of the Nipah virus in South and South East Asia: a review. Tropical medicine and health, 51(1), 44. https://doi.org/10.1186/s41182-023-00535-7
  3. Morcatty, T. Q., Pereyra, P. E. R., Ardiansyah, A., Muhammad, A. I., Hedger, K., Campera, M., . . . Nijman, V. (2022). Risk of viral infectious diseases from live bats, primates, rodents and carnivores for sale in indonesian wildlife markets. Viruses, 14(12), 2756. doi:https://doi.org/10.3390/v14122756
  4. WHO. Nipah Virus. https://www.who.int/publications/i/item/who-wer8641-451-455
  5. Benjamin A. Satterfield, Brian E. Dawes, Gregg N. Milligan, Status of vaccine research and development of vaccines for Nipah virus, Vaccine, Volume 34, Issue 26, 2016, Pages 2971-2975, ISSN 0264-410X, https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2015.12.075.
Mahar Santoso
Mahar Santoso Ketua Divisi Keprofesian Konsil Keterapian Fisik (Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia) Indonesian Health Workforce Council

Posting Komentar untuk "Virus Nipah, Penyebab dan Cara Pencegahannya"