Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Perkembangan Visual Persepsi pada Anak Usia Sekolah dan Pengaruhnya pada Kemampuan Akademis

Anak yang terkena gangguan visual persepsi akan terpengaruh kemampuan akademisnya. Orang tua harus memahami apakah anak terkena gangguan visual persepsi. Rendahnya nilai kemampuan akademis adalah hasil dari beberapa gangguan yang dialami oleh anak. Bagaimana cara mengetahui apakah anak terkena gangguan visual persepsi? Bagaimana cara melakukan intervensi okupasi terapi yang mudah dilakukan di lingkungan rumah dan sekolah?

Artikel ini akan membahas lengkap pengertian visual persepsi, gangguan visual persepsi, hingga intervensi yang dapat dilakukan para orang tua dan guru dalam lingkungan rumah dan sekolah.

Pengertian Visual Persepsi

Visual Persepsi adalah kemampuan otak untuk menerima, menginterpretasikan, dan bertindak sesuai dengan rangsang visual/penglihatan. (Susan N. Schriber, 2004)

Komponen visual persepsi atau tujuh area visual persepsi dijelaskan sebagai berikut:

  1. Visual discrimination adalah Kemampuan untuk membedakan suatu bentuk dengan bentuk yang lain.
  2. Visual memory adalah kemampuan otak untuk mengingat bentuk tertentu ketika bentuk tersebut sudah hilang dari bidang visual (sudah tidak terlihat).
  3. Spatial relationship adalah kemampuan otak untuk mengenali bentuk-bentuk yang sama tetapi dalam orientasi spasial yang berbeda.
  4. Form constancy adalah kemampuanm untuk membeda bentuk-bentuk serupa yang berbeda dalam ukuran, warna, dan orientasi spasial secara konsisten. Dapat mencocokan bentuk yang sama walaupun beda ukuran atau warna.
  5. Sequential memory adalah kemampuan untuk mengingat dua sampai tujuh item secara berurutan.
  6. Visual figure ground adalah kemampuan untuk membedakan bentuk-bentuk diskrit ketika disamarkan atau ada bagian yang tersembunyi.
  7. Visual closure adalah kemampuan untuk mengenali bentuk-bentuk familiar yang hanya sebagian (sebagian lagi hilang).

Pengaruh Visual Persepsi pada Kemampuan Akademis

Okupasi Terapis harus memahami tiga area utama klien yaitu aktivitas keseharian, produktivitas, dan pemanfaatan waktu luang (hobby). Produktivitas pada anak usia sekolah adalah belajar untuk membentuk karakter dan mendapatkan ilmu pengetahuan. Agar mendapat ilmu pengetahuan dengan baik, maka salah satu komponennya adalah kemampuan visual persepsi yang nantinya akan berpengaruh kepada kemampuan akademis. Saat anak kesulitan atau tidak mampu mengerjakan tugas akademis atau tugas sekolah, jangan langsung disalahkan. Lebih baik kita pahami dahulu permasalahan atau limitasi pada anak.  

Test Kemampuan Visual Persepsi

Test untuk mengetahui kemampuan visual persepsi pada anak usia sekolah mempunyai beberapa jenis pemeriksaan yaitu:

  • BEERY. The Beery-Butenika Developmental Test of Visual Motor Integration
  • DTVP-3. Developmental Test of Visual Perception - Third Edition
  • MVPT. Motor Free Visual Perception Test
  • TVPS-3. Test of Visual Perceptual Skills- Third Edition

Cara Mengetahui Gangguan Visual Persepsi

Cara paling mudah untuk mengetahui apakah anak usia sekolah mengalami gangguan visual persepsi adalah kesulitannya anak pada menjalankan instruksi atau menerima pelajaran di sekolah. Peran Okupasi Terapis adalah memeriksa anak hingga membuat strategi bersama para guru dan orang tua untuk meminimalisir gangguan visual persepsi agar anak kembali dapat menerima pelajaran dengan baik. Berikut cara mudah mengetahui gangguan visual persepsi:

  1. Visual discrimination
    • Anak kesulitan menggunakan sepatu atau kaos kaki yang sama
    • Anak kesulitan untuk menyamakan benda
    • Anak kesulitan untuk mensortir benda
    • Anak kesulitan untuk membedakan M & W, U & N
    • Anak kesulitan untuk membedakan benda yang besar/ kecil
  2. Visual memory
    • Anak kesulitan untuk menulis ulang apa yang ada di papan tulis
    • Anak kesulitan untuk memencet nomor telepon, biasanya harus ketik nomor telepon berulang karena lupa urutan digit
    • Anak kesulitan untuk mengingat apa yang sudah dibaca
    • Anak kesulitan untuk mengingat tempat. Misal jalan ke sekolah lewat mana, bangunan apa saja yang dilewati.
    • Anak kesulitan menulis huruf kapital dan huruf kecil, yang menyebabkan TuliSannYa bERcaMpur antARA hUruf kapiTal dan hurEF keCIl dalam satu kata/ kaliMAT.
  3. Spatial relationship
    • Anak kesulitan membaca seluruh halaman, ada paragraf yang terlewati.
    • Anak kesulitan mengingat kanan atau kiri.
    • Anak kesulitan mulai membaca. Saat membaca sebuah tulisan, kemudian berhenti, anak akan kesulitan darimana mulainya kembali.
    • Anak kesulitan membedakan p,q dan b,d
    • Anak kesulitan membaca grafik, peta, dan diagram
  4. Form constancy
    • Anak kesulitan membaca karena perbedaan jenis font, warna, atau ukuran.
    • Anak kesulitan untuk memahami konsep volume
    • Anak kesulitan mengingat tempat jika ada perubahan lingkungan
    • Anak kesulitan fokus dan memperhatikan pelajaran, yang akhirnya dapat mengakibatkan kesulitan untuk mengerjakan pekerjaan table top (paper based work)
  5. Sequential Memory
    • Anak kesulitan mengerjakan matematika
    • Anak kesulitan mengingat alfabet secara berurutan
    • Anak kesulitan menyalin tulisan antar buku dan menyalin tulisan dari papan tulis ke buku
    • Anak cenderung lupa pada tugasnya dan lupa cara-cara dalam mengerjakan tugas. Jika diberi perintah beberapa urutan aktivitas, anak kesulitan mengerjakan kembali perintah tersebut
  6. Visual figure ground
    • Anak kesulitan memperhatikan sebuah kata dalam tulisan karena tidak dapat mem-blok kata-kata lain disekitarnya
    • Anak kesulitan konsentrasi mengerjakan tugas karena adanya warna-warni atau gerakan-gerakan dalam ruang kelas. Seperti adanya gerakan kipas angin, dan hiasan gantung dikelas yang bergerak.
    • Anak kesulitan memilah dan memilih barang pribadi. Anak dilihat cenderung tidak teratur atau ceroboh dalam bekerja.
    • Anak kesulitan menemukan/ mencari teman saat di taman bermain
  7. Visual closure
    • Anak kesulitan untuk menulis
    • Anak kesulitan untuk mengerjakan / menghubungkan titik-titik menjadi sebuah gambar
    • Anak kesulitan dalam mempelajari geometri
    • Anak kesulitan dalam mengeja kata
    • Anak kesulitan menyelesaikan puzzle
     

Intervensi Okupasi Terapi pada Visual Persepsi

Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Okupasi Terapis untuk meningkatkan kemampuan visual persepsi pada anak sekolah yang dapat juga dilakukan oleh orang tua dan guru adalah:

  • Matangkan konsep visual discrimination dengan permainan menyamakan benda, mensortir benda yang sama bentuk tetapi beda ukuran dan warna.
  • Matangkan konsep visual memory dengan permainan yang mengingat suatu tempat atau arah jalan ke suatu tempat. Contoh: Anak ditanya ulang apa saja yang dilihat saat pergi dari rumah ke sekolah/ tempat bermain. Anak dilatih permainan mengingat.
  • Matangkan kosep visual spatial relationship dengan permainan seperti masukkan puzzle huruf kedalam kantong, kemudian anak harus meraba huruf apa yang ada didalam kantong tanpa melihatnya. Anak dilatih dengan permainan halang rintang dengan beberapa instruksi.
  • Matangkan konsep form constancy dengan permainan building block atau mainan seperti Lego, Duplo, atau dapat dengan bermain pasir pantai.
  • Matangkan konsep sequential memory dengan permainan puzzle kata/ tebak kata. 
  • Matangkan konsep visual figure ground dengan permainan mencari gambar dalam gambar. Menemukan benda dalam ruang.
  • Matangkan konsep visual closure dengan permainan 3-D puzzle, bermain maze, dan berikan anak clue apa yang salah pada tugasnya.

Permainan-permainan sederhana tersebut dapat dilakukan pada usia anak pra sekolah. Pendekatan orang tua kepada anak akan mendukung berkembangnya anak untuk kemampuan akademisnya. 

Kesimpulan

Memahami anak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas akademis harus holistik. Pahami dahulu apa limitasi anak, support anak sesuai dengan limitasi dan kemampuannya. Konsultasikan kepada Okupasi Terapis untuk membantu perkembangan anak usia sekolah. Silahkan tulis pada kolom komentar untuk berdiskusi.

Referensi 

Susan, N., Schriber Orloff. (2004). Learning Re-enabled (Second Edition). Mosby. Pages 5-17, ISBN 9780323027724, https://doi.org/10.1016/B978-0-323-02772-4.50007-X.

Dinan, C. A. (2022). Understanding visual perception in school-aged children and its impact on occupational performance (Order No. 28869561). Available from ProQuest Dissertations & Theses Global. (2622624698). Retrieved from https://www.proquest.com/dissertations-theses/understanding-visual-perception-school-aged/docview/2622624698/se-2

Scheiman, M. (2002). Understanding and managing vision deficits: A guide for occupational therapists. (2nd ed). Slack, Inc,
Mahar Santoso
Mahar Santoso Ketua Divisi Keprofesian Konsil Keterapian Fisik (Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia) Indonesian Health Workforce Council

Posting Komentar untuk "Perkembangan Visual Persepsi pada Anak Usia Sekolah dan Pengaruhnya pada Kemampuan Akademis"