Perjalanan Ke Tanah Emas Hitam Timur Indonesia
Di sana pulauku
Yang kupuja s’lalu
Tanah Papua pulau indah
Hutan dan lautmu
Yang membisu s’lalu
Cendrawasih burung emas
Reff :
Gunung-gunung , lembah-lembah
Yang penuh misteri
Kan ku puja s’lalu
Keindahan alammu yang mempesona
Sungaimu yang deras mengalirkan emas
Syo.. Ya Tuhan..Trima..kasih
__________________________________________
Pulau yang terletak diujung timur Indonesia sangat menarik bagi otak dan naluri saya. Pulau tersebut yang kaya akan potensi sumber daya alam, penduduknya mempunyai budaya yang unik, dan pulau yang sangat disayang oleh Indonesia. Pulau tersebut adalah pulau Papua.
Sejarah menorehkan bahwa Papua, pulau ini dipertahankan oleh Bangsa Indonesia dengan tumpah darah hingga di zaman Bung Karno Papua diubah menjadi Irian. Perubahan nama ini tidaklah lain untuk menanamkan jiwa nasionalisme bagi masyarakat Indonesia khususnya di tanah Papua.
---- SKIP ---- I don't want to talk about that :D
Para pembaca, jika kalian akan pergi ke Papua dengan menggunakan jalan udara maka yang paling tepat menurut saya adalah dengan pesawat yang jam 21.00 dari Bandara Soekarno-Hatta. Waktu tersebut sangat cocok bagi kita yang muslim karena terbang setelah Isya. Pesawat tersebut akan tiba di Ujung Pandang sekitar pukul 1 waktu setempat. Jika kita sudah tidur dipesawat maka waktu tersebut sudah sangat cocok untuk kita bersholat Tahajud.
Penerbangan dari Ujung Pandang ke Makassar sekitar jam 03.00 waktu setempat dan tiba di Sorong pada pukul 06.30. Disini kita akan melewati waktu sholat Subuh. Tips dari Saya adalah kita sempatkan mengambil air Wudhu sebelum naik ke pesawat, kemudian kita coba jaga Wudhu tersebut hingga sekitar pukul 04.30, dan kemudian kita bisa sholat Subuh di pesawat. Jika memang kita batal Wudhu, maka kita dapat berTayamum. ALLAH sangat memudahkan hambanya untuk beribadah :D
Tiba di Sorong pada pukul 06.30, kita sudah disambut hangatnya mentari Papua di Bandara Dominique Edward Osok (DEO). Jika membawa bagasi, pastikanlah bagasi Anda diambil oleh Anda sebelum diserahkan ke Porter :D.
Hotel di Kota Sorong sangat banyak dan harganya relatif murah. Jika sudah pagi beranjak siang, saya lebih cocok untuk transit sebentar di hotel dan kemudian melanjutkan perjalanan menikmati kota Sorong. Kota Sorong sangatlah nyaman untuk ditempati. Jalanan di Kota ini tidaklah terlalu padat, masyarakatnya yang lumayan ramah, cuacanya yang tidak begitu terik, dan masakannya yang enak :D. Jika lidah Anda lidah wong Jowo, jangan kuatir! banyak makanan Jawa disini :D
Perjalanan di Kota Sorong dimulai dengan menggunakan angkot kuning. Tarif hanya Rp 4000 jauh dekat! Murah kan. Pasar Tradisional di Kota Sorong tidaklah beda dengan pasar tradisional lain di Indonesia, hanya disini kami mencari yang namanya "SAGU". Sagu adalah makanan primer asli khas Papua. Berikut penampakannya :
Sagu Asli Papua |
Sagu dari batang pohon Sagu, dengan warna yang putih bersih dan masih gelondongan ini sudah siap diolah. Harga sebongkah sagu yang ada didepan Saya adalah Rp 10.000. Harga yang cukup relatif murah. Sagu ini dapat diolah menjadi Papeda.
Papeda merupakan makanan khas rakyat Papua. Makanan tersebut berupa bubur kental. Rasa Papeda murni sedikit asam. Kami menemui Ibu Lina, penjual Papeda di pasar tradisional Sorong. Papeda beliau sangat diminati oleh pembeli. Dengan lauk daun yang seperti daun pepaya, tetapi tekstur yang lembut dan tidak pahit dan sup Ikan, Papeda ini disuguhkan. Lahapan pertama : !!! Iniiiiiii segar !!!!!! Enak banget Sumpah!. Rasanya pengin menghabiskan Papeda ini.
Tidak terasa waktu telah beranjak siang, dan kemudian kami memutuskan untuk beranjak dari warung Ibu Lina.
Makan Papeda. Yummiiieeee |
Berkeliling Pasar Tradisional Sorong dengan Mbak Temmy ;D |
Setelah melakukan perjalanan ke pasar tradisional, siang hari waktu Dhuhur saya sempatkan pergi ke Masjid Raya Kota Sorong. Masjid Al Akbar berada di Jalan A Yani no 40 Kota Sorong. Selepas melakukan ritual di Masjid ini (Sholat Dhuhur - red), saya berkenalan dengan Dino (Zainuddin) dan Fahrul, bocah kecil ini pintar dan bisa berdoa. Semoga bocah kecil ini dapat menjadi Pemimpin Besar di Tanah Papua Indonesia.
Masjid Raya Al Akbar Kota Sorong |
Zainuddin dan Fahrul |
Mahar : "Pakde, asline endi ?"
Pakde : "Asli Tegal, Banjaran"
Mahar : "Wah, pada Tegale"
Pakde : "Pesen apa tong ?"
Mahar : "Martabak manise siji"
Martabak manisnya Pakde Tegal ini sangat cocok dilidah wong Tegal. Jika saya kembali ke Sorong lagi mungkin akan bersilaturahmi ke Pakde Martabak lagi.
Martabak Pakde Tegal |
Lagi ndopok sedelat :D |
Setelah selesai tugas tersebut, kami kembali ke Ibukota. Pengalaman di Kota Sorong sangat berguna bagi kehidupan kelak :D
Posting Komentar untuk "Perjalanan Ke Tanah Emas Hitam Timur Indonesia"